Selasa, 07 Januari 2014

POLO AIR: PB PRSI Jaring 19 Atlet Junior

JAKARTA – POLO AIR : Dalam upaya mengangkat prestasi olahraga polo air, PB PRSI menjaring 19 atlet junior dari hasil Kejuaraan Polo Air U-16 Legawa Cup 2013.Kejuaraan yang berlangsung di Seruni Aquatic Stadium, Cisarua, Bogor, 26-28 Desember 2013, ini diikuti lima tim, yakni DKI Jakarta A, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta B, dan Riau. Tampil sebagai juara yaitu DKI I, yang dalam pertandingan final mengalahkan Yogyakarta dengan skor 24-19.
"Potensi polo air cukup besar, makanya kita mulai melakukan pembinaan atlet-atlet junior dengan menjaring bibit potensial dari kejuaraan Legawa Cup," kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PRSI Heru Purwanto di Jakarta, kemarin.
Menurut Heru Purwanto, dari hasil kejuaraan itu berhasil dijaring 19 atlet berusia di bawah 16 tahun.
Prestasi olahraga akutik cukup menggembirakan pada SEA Games Myanmar 2013. Dari cabang renang sebanyak lima medali emas, 6 perak, dan 4 perunggu. Selain itu, Triady Fauzi Sidiq membuat kejutan dengan memecahkan rekor SEA Games untuk nomor bebas 50 dan 100 meter. Perenang asal Bandung ini menjadi salah satu perenang yang dipersiapkan ke Asian Games Incheon, Korea Selatan, 2014.
"Cukup banyak perenang potensial yang muncul dan layak dipersiapkan ke Asian Games 2014," kata Heru Purwanto. Sementara itu, Ketua Umum PB PRSI Sandiaga Uno mengatakan, pada SEA Games 2013 di Myanmar, para atlet sudah berjuang maksimal.

"Di SEA Games para pengurus lama dan juga atlet sudah berjuang. Hasilnya, Alhamdulillah walau sedikit di bawah target, namun ini akan selalu jadi bahan evaluasi kita. Saya salut sama ofisial, coaches atas semua pengorbanannya," kata Sandiaga. (Suara Karya) 

SEA GAMES 2013: Andreas: Kita Kalah Jam Terbang

JAKARTA –POLO AIR: Manajer polo air SEA Games XXVII Myanmar Andreas Legawa tak dapat menyembunyikan kekecewaannya lantaran anak asuhnya hanya berhasil membawa pulang medali perak dari arena lomba. Padahal target yang dicanangkan sejak awal adalah meraih medali emas. Target tersebut bukan asal sembarang target. Pasalnya, dalam berbagai kejuaraan polo air di tingkat Asia maupun Dunia Indonesia bisa mengalahkan tim polo air Singapura yang mengalahkan tim polo air Indonesia di final. Tapi di arena SEA Games tim polo air Singapura selalu menang melawan Indonesia. Ini sudah seperti sugenti. Sudah 13 kali bertemu Singapura di final polo air SEA Games sejak 1977, Indonesia selalu kalah. Tapi pada kejuaraan-kejuaraan terbuka kita menang melawan mereka, kata Andreas Legawa kepada Suara Karya di Jakarta, Kamis (19/12).
Menurut Andreas, Indonesia kalah dari Singapura pada pertandingan yang memakai system round robin itu dengan 5 8. Padahal kalau dihitung dari segi produktivitas gol Indonesia jauh lebih unggul dari Singapura. Indonesia measukkan 63 gol dan kemasukan 18 gol dengan selisih 45 gol. Hasil tersebut diperoleh dari kemenangan atas Thailand 12 - 7, atas Malaysia 16 - 2, dan lawan Myanmar 30 - 1.
Sementara Singapura gol memasukkan dan kemasukan 55 - 30. Kata Andreas, seharusnya dalam pertandingan system round robin yang diikuti 5 atau 6 negara diadakan pertandingan grand final. Tapi hal ini tidak berlaku di Myanmar, sehingga kemenangan ditentukan lewat nilai dari 4 pertandingan setiap tim.
Sistem yang berlaku di Myanmar memang tidak lazim karena tidak ada grand final,kata Andreas. Ia mengatakan kekalahan dari Singapura hanya masalah jam terbang yang kurang. Karena Indonesia tidak melakukan try out ke luar negeri selama dalam persiapan di Pelatnas. Sementara Singapura melakukan training camp (TC) di Serbia selama dua bulan sebelum SEA Games. Evaluasi saya, kita hanya kurang latihan.

Sementara mereka latihan di Serbia 2 bulan. Kemudian juga melakukan TC di Monte Negro dua minggu. Tapi tidak masalah karena kita memang kurang persiapan, ucap Andreas. (Suara Karya)